Rabu, 04 Mei 2022

Hari Raya Tanpa Senyummu


Hari Raya Tanpa Senyummu

Takbir raya telah terdengar dari mesjid yang terletak didepan rumah

Ramadhan telah pamit dari sisi insan-insan yang mencintainya

Di jalanan hiruk pikuk orang menyambut hari raya

Semua bergembira


Tapi,

Rumah kami masih terasa sepi

Selepas subuh kupeluk adik perempuanku yang menangis

Seperti aku, dia juga merindukan Mamak

Yang telah damai di sisi Allah


Mamak,

Hari raya ini kami tanpa senyummu

Kami selalu merindukanmu

Merindukan nasehat-nasehatmu

Kukirimkan doa, agar engkau selalu tenang di alam sana



Panteu Breueh, 05 Mai 2022

By Zulfahmi


Selasa, 03 Mei 2022

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi (Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran)



 Assalamualaikum wrwb

Jumpa lagi bersama saya Zulfahmi,S.Pd.,Gr. Sekarang saya adalah calon guru penggerak angkatan IV Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh. Terima kasih saya ucapkan sebesar-besarnya kepada fasilitator saya bapak Supomo,S.Pd,M.Si yang selalu membimbing dan memberikan semangat sehingga saya selalu termotivasi untuk menyelesaikan program guru penggerak yang tengah saya jalani sekarang. Kepada pengajar praktik saya Bu Rita handayani,S.Pd yang juga selalu memberikan support dan bimbingan juga menjadi teman diskusi ketika pedampingan individu di sekolah saya. yang saya banggakan 24 CGP kabupaten Nagan Raya yang selalu semangat mengikuti kegiatan ini.

Kali ini saya akan menulis mengenai koneksi antar materi yang menjadi tugas saya di modul 3.1.a.9. semoga sahabat yang membaca ini juga termotivasi untuk mengikuti program guru penggerak.

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Terdapat tiga unsur penting dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada (2) Ing madya mangun karsa (3) Tut wuri handayani.  Ing ngarsa sung tulada mempunyai arti  Guru sebagai seorang pemimpin bagi muridnya harus mampu memberikan sari tauladan yang baik.Keteladanan menjadi sebuah hal yang penting karena akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan murid-murid terhadap guru.
Ing madya mangun karsa mempunyai arti guru (pemimpin pembelajaran) harus mampu bekerja sama dengan murid-muridnya, Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan semakin mempererat hubungan antara guru dengan murid, namun tidak melanggar etika jalur pendidikan Terakhir Tut Wuri Handayani yang artinya guru harus memberi kesempatan kepada murid untuk maju dan berkembang. guru harus mampu mendorong kinerja murid untuk terus berkembang dan maju serta mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.


  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

    Setiap guru harus mempunyai nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. nilai-nilai positif tersebut kemudian akan mampu mempengaruhi dirinya sendiri , rekan sejawat, dan tentunya akan berpihak kepada murid. 
ada nilai-nilai guru penggerak yang harus tertanam dalam diri seorang calon guru penggerak, nilai-nilai tersebut adalah mandiri, kolaboratif, inovatif, reflektif dab berpihak kepada murid. dengan adanya kelima nilai tersebut maka kita akan mampu mengambil setiap keputusan dengan sangat bijaksana.
     kita sebagai seorang guru tentu akan dihadapkan pada sebuah dilema etika atau bujukan moral, bila kita tidak mempunyai nilai-nilai yang saya sebutkan di atas maka ada kemungkinan salah langkah dalam setiap pengambilan keputusan. Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah perwujudan dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi. 


  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.?

Salah satu modul yang paling menarik dan sangat penting dalam pendidikan guru penggerak ini menurut saya adalah "Coaching". coaching  adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. dalam modul coaching tersebut yang digunakan adalah model TIRTA yang mana adalah akronim dari T = tujuan, I = identifikasi R=rencana aksi, TA=tanggung jawab. dalam praktik coaching model TIRTA ini ada couch dan cauchee, coach berperan sebagai pendengar dan pemantik dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikannya yang kemudian coachee akan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.
Konsep coaching model TIRTA ini tentu sangat ideal dengan konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.  kedepannya kedua konsep ini akan selalu saya gunakan untuk dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang efektif dan dapat dipertanggung jawabkan.


  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya tentu sangat berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan. guru harus mampu mewadahi perbedaan minat dan gaya belajar juga profil belajar anak. dengan begitu, murid-murid akan merasakan merdeka belajar yang digaungkan oleh pembuat kebuijakan.


  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Seorang pendidik akan selalu dihadapkan dengan berbagai study kasus yang akan dialaminya selama berada dilingkungan sekolah. Maka seorang pendidik dalam setiap studi kasus yang dihadapinya harus mengutamakan kepentingan murid. Pendidik yang bijaksana akan mampu melihat setiap studi kasus yang dialaminya itu apakah dilema etila atau bujukan moral.

Seperti kita tahu bersama, Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

Seorang pendidik tentu akan mengalami kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah moral dan etika. Setiap kasus tersebut tentu tidak akan mengubah nilai-nilai yang dianutnya. Jika nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai yang positif tentu akan ada keputusan yang tepat, begitu juga sebaliknya, bila keputusan tersebut tidak tepat maka itu hanya kebenaran untuk dirinya sendiri dan bukan kepentingan banyak orang.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

pengambilan keputusan yang tepat mengenai dilema etika dan bujukan moral hanya dapat dicapai dengan 9 langkah pengambilan pengambilan dan pengujian keputusan. bila dalam setiap study kasus ketiga di uji dan memenuhi 9 langkah tersebut maka bisa dikatakan pengambilan keputusan tersebut telah tepat. karena keputusan tersebut telah mengakomodir atau memuaskan semua pihak dan akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman


  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan tentu ada dalam suatu pengambilan keputusan dilema etika. beberapa kesulitan tersebut adalah :
1. dalam pengambilan keputusan, terkadang tidak sepenuhnya melibatkan guru. padahal dalam proses pembelajaran seorang guru terlibat langsung dengan murid sehingga akan banyak ditenukan masalah dan kendala dalam setiap pengambilan keputusan.
2. Tidak semua warga sekolah mau berkomitmen untuk menjalankan keputusan bersama.
3. sistem pendidikan yang membuat guru terkadang mengambil keputusan yang tidak tepat, seperti seorang murid yang diharuskan mendapatkan nilai di atas KKM di sebuah pelajaran bila tidak dia tidak boleh naik kelas, padahal siswa tersebut unggul di mata pelajaran lain dan mendapat nilai sangat tinggi di atas KKM. sehingga disini seorang guru harus memberikan nilai di atas KKM supaya siswa tersebut bisa naik kelas.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Bila sebuah keputusan yang di ambil sudah memenuhi 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan,maka bisa dikatakan akan sangat mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid. ketika sebuah keputusan sudah tepat maka sudah bisa dikatakan keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid. sehingga murid mampu berkembang dengan bakat dan minat belajar mereka. mereka juga akan mampu mengembangkan potensi mereka menjadi lebih baik. bila pengambilan keputusan tidak tepat maka siswa akan terjebak dalam sebuah sistem pendidikan yang baku yang mengarahkan siswa ke satu jalan yang sama. 

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam Setiap keputusan akan selalu ada konsekuansi yang akan terjadi. bila seorang guru membuat keputusan yang memerdekakan dan berpihak kepada murid maka dapat dipastikan murid-murid tersebut akan belajar menjadi orang-orang yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan untuk masa depan mereka sendiri. murid akan berkembang dan juga akan membawa perubahan yang baik untuk bangsa ini dimasa yang akan datang. dan bila guru sebagai penmimpin pembelajaran melakukan sebuah keputusan yang tidak tepat , yang tidak berpihak kepada murid, tentu akan menjadi sebuah bencana bagi seorang murid, murid akan merasa diperlakukan tidak adil, akan ada trauma bagi murid sehingga tidak semangat dalam belajar. semoga sebagai seorang guru, kita mampu membuat keputusan-keputusan yang bijak sehingga mampu mempengaruhi kehidupan murid-murid kita di masa depan.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 

Berikut beberapa kesimpulan yang bisa saya uraikan

1.  Menjadi guru yang mampu mengambil keputusan efektif tentunya tidak terlepas dari pengaruh dan pandangan Ki Hajar Dewantara yakni sistem among dan juga Pratap Triloka. Guru harus mampu menjadi teladan bagi murid, guru harus bisa bekerja sama dengan murid dalam proses pembelajaran dan guru harus mampu memberi dorongan agar murid bisa mengembangkan bakat dan potensi yang ada dalam diri murid.

2. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

3. untuk menghantarkam murid agar merdeka belajar maka pengambilan keputusan oleh guru harus mempunyai kesadaran penuh (mindfulness)

4. seorang guru dalam lingkungan sekolah tentunya akan mengalami banyak studi kasus dilema etika atau bujukan moral sehingga diperlukan panduan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar mampu menghasilkan sebuah keputusan yang sangat tepat yang berpihak kepada anak juga mewujudkan merdeka belajar.

Demikian koneksi antar materi 3.1 yang saya rangkum berdasarkan pertanyaan pemantik yang diajukan. semoga ini bisa menambah wawasan para sahabat yang membaca blog saya. 

dalam penulisan koneksi antar materi di atas, tentu masih ada kesalahan dalam tulisan saya, sahabat pembaca boleh mengkoreksinya dan juga memberikan saran dan kritik yang membangun.

saya akhiri wabillahi taufik wal hidayah

assalamualaikum wrwb.

Selasa, 01 Maret 2022

 

  • pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
  • Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
  • Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:

    1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
    2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
    3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung
  • Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;

    1.     Direfensiasi konten

     2.    Direfensiasi Proses
      3.  Diferensiasi Produk
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi.   

Minggu, 13 Februari 2022

merindukanmu Mamak

  sudah hampir enam bulan mamak meninggalkan kami untuk selamanya, aku masih merasa kehilangan, tiap saat rasa sedih menghampiri. hidup seakan tak berjalan normal. setelah menikah, aku tinggal jauh dari mamak, ayah dan adik-adikku. setahun hanya dua kali sekali aku pulang. di Hari raya idul Fitri dan di hari libur semester karena pekerjaanku disini menjadi guru.

    Aku adalah anak pertama dalam keluargaku, ada tiga saudara kandungku, yang terkecil masih berumur 12 tahun. ada rasa penyesalan sampai hari ini, penyesalan itu seperti menghantui aku. sebelum mamak meninggal rencananya beliau mau ke rumah kami untuk menjenguk cucu keduanya yang baru lahir. semua hal sudah dipersiapkan, tiket travel sudah dibeli, oleh-oleh sudah di beli. lalu 2 hari sebelum berangkat tiba-tiba beliau sakit, badannya lemas. aku diberitahu kondisi mamak oleh adik perempuanku. tapi mamak masih sanggup berbicara, karena kondisinya aku membatalkan travel. 

    sehari sebelum meninggal. pagi jam 8 mamak menelponku, aku disuruh pulang. mamak gak sanggup untuk kesini lagi. masalahnya banyak permasalahan yang belum saya urus, aku tetap pergi mengajar, pulang dari sekolah aku bermusyawarah dengan istri, aku memutuskan pulang nanti malam menggunakan travel yang langsung ke kampung mamak.

    dalam perjalanan, adikku selalu mengupdate kondisi mamak, kondisinya makin melemah, urat nadinya makin melemah, teravel yang kau naikin sedang menanjak pengunungan, selama 4 jam tidak ada sinyal. jam setengah 3 malam sampai ketempat singgah untuk makan, sinyal sudah membaik. ditelpon oleh adikku, "mamak sudah tiada," hatiku hancur. perjalananku masih sekitar 8 jam lagi, saat itu jam setengah 3. dalam perjalanan pulang, aku hanya menangis, " seandainya aku pulang tadi pagi, mungkin aku masih bisa melihat mamak" tidak ada anaknya yang paling beliau cintai kecuali diriku. disaat sakaratul mautnya malah aku tidak ada.

    pukul setengah 11 pagi, aku sampai dirumah, jenazah mamak belum dikuburkan, keluarga masih menungguku pulang, aku semmakin tidak bisa membendung airmataku. tidak lama setelah itu, jenazah mamak dibawa ke TPU. aku turun kedalam kubur dan menyambut jenazah ibuku. adik bungsuku mengumandangkan azan, aku memasukkan jenazah ibuku ke liang lahat, lalu memutupnya dengan penutup keranda. Aku menguburkan jenazah mamak, dan itu menjadi perpisahan terakhirku dengan mamak.

    

Selasa, 10 Oktober 2017

Terlahir untuk Peduli


Sahabat,,
Banyak yang bilang saya baik dan peduli, meski sering kali nyeleneh juga nyebelin. Kenyataannya saya tak pernah merasa diri baik dan untuk peduli, mungkin iya. Lelaki ini hanya ingin membalas nikmat Allah yang telah memberikan hidup normal.
Dahulu ketika berumur 4 tahun saya mengalami penyakit step. Penyakit Step adalah penyakit demam yang sudah akut, biasanya dialami anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun.
 kebanyakan anak berumur 5 tahun ke bawah, apabila terjadi demam yang terlalu tinggi maka bisa menyebabkan si anak mengalami kejang-kejang atau step. Para ibu tentunya sangat takut saat anak-anaknya mengalami step ini, pasalnya kejang-kejang seperti itu bisa merusak kerja otak bahkan bisa menyebabkan kematian

Sumber: https://pulauherbal.com/jurnal/4325-mengenali-penyakit-step-kejang-demam.html


Tahun 1991 di kecamatan saya dokter itu masih sangat langka. Biasanya pengobatannya masih memakai obat-obat tradisional. Tahun-tahun itu para Dukun masih sangat berjaya dan selalu dipercayakan untuk mengobati segala macam penyakit. tapi step bukanlah penyakit yang bisa diobati oleh para dukun-dukun kampung, makanya tak heran bila banyak anak-anak pada saat itu mengalami kematian atau berakhir dengan kelumpuhan juga idiot.

Saat itu, ada dua anak lagi yang juga mengalami penyakit step. Mereka tinggal di kampung sebelah dan nasibnya berakhir menjadi idiot, saraf otak mereka tidak berfungsi lagi. 
Suatu malam keadaan saya mulai kritis, lalu orang tua membawa saya ke seorang mentri yang rumahnya berada lumayan jauh dari rumah saya. -saat itu kendaraan masih langka-. ayah mengayuh sepeda dan dalam hatinya berharap saya sembuh dan tumbuh menjadi anak normal. sesampainya di rumah Pak Mentri, di periksa keadaan saya dan diberilah obat sirup (mamak gak tahu apa nama obat itu) lalu pulang. Sampai dirumah obat itu langsung diminumkan ke anak yang masih menjadi tanda tanya akan masa depannya. Sahabat, obat itu berdosis tinggi dan rasanya sangat pahit dan reaksinya berjalan seperti yang diinginkan. panas dalam tubuh saya keluar membuat kulit saya bewarna merah. Saya sembuh meski harus mengalami efek samping dari obat itu. selama hampir dua tahun air liur saya meleleh tak henti.
Usia 6 tahun saya kembali normal, sangat normal. 
(mamak menceritakan kisah ini ketika saya kelas 1 SMA)

Sejak itu saya menjadi pribadi yang peduli, peduli masalah orang, peduli kesusahan orang dan selalu siap membantu orang sebisa saya bantu.
Saya tidaklah baik, masih berusaha menjadi orang baik...

Selasa, 16 Agustus 2016

17 Agustus 2015 dalam kenangan

Pagi itu kami telah berkumpul di kantor Camat Kecamatan Siantan Timur. Hari itu adalah hari pelepasan kami di kecamatan Siantan Timur. Saya, Hartarto, Darul Afdal, Wahyuni, Sri Fazalita, Maulidar Rahmani, Mardhiah, Subarni, Nurul Fajrina, dan teman2 dari UPI, Yuli Dwi Khairani, Siska, Arif dan Lega, semuanya hadir kecuali dewi Ratih yang sehari sebelumnya sudah duluan meninggalkan Desa Nyamuk.
Hari itu, setelah acara pelepasan selesai, kami langsung di antar ke Tarempa menggunakan Feri desa PNPM desa Nyamuk, hari itu, menjadi hari yang berat untuk kami, pelabuhan depan kantor camat mendadak menjadi begitu ramai. kami berfoto, berpelukan, bersedih, dan saling menghibur. saya ingat sekali hari itu, segitu sedihnya, wahyuni masih belum menaiki feri desa ketika feri tersebut sudah mau berangkat. hari minggu itu menjadi hari terakhir aku melihat desa Nyamuk yang begitu indah, yang masyatakatnya begitu ramah, para pemudanya yg begitu menyenangkan, yang anak-anaknya begitu sopan.
Semuanya melambai, pelan, feri terus melaju, kemudian orang-orang yang mengantar kami semuanya hilang di kejauhan. tak terlihat lagi Pak Saharman, Long Erna, Geng PS, Siswa-siswi kami semua. mereka berubah menjadi kenangan-16 agustus 2015-. didalam feri yang menuju Tarempa, bersama kami masih ada Pak Darwis, Pak Darmo yang waktu itu belum ihklas berpisah dengan Yuli-hehehe-, pak Zulfikri, ada Pak Suhadi-UPT Siantan Timur- yang akan menyerahkan kami lagi kepada Dinas Pendidikan Ananbas, kepala sekolahnya Wahyuni, si cantik Zuriani, juga si adek.
2 jam perjalanan ke Tarempa, tak kulihat tarempa tersenyum. hari minggu itu tak seperti hari minggu pertama kami datang. dalam suka ada yang berat untuk di tinggalkan, oiya, nono dengan pompongnya dan sari juga ikut ke Tarempa.
Kami masih akan melewatkan malam terakhir di kota Tarempa, saya dan teman2 memilih menginap di salah satu penginapan di  Tarempa. teman2 dari Siantan Tengah dah duluan chek in di penginapan tersebut, kemudian teman2 dari palmatak juga dari Siantan Timur juga berada di penginapan yang sama. kami dari Siantan Timur berada di lantai 3 -tempat yang indah untuk melihat birunya laut tarempa-.
jam 2 sore, feri desa akan kembali ke nyamuk. kembali kami bersalam2an dan berpelukan dengan mereka yang mengantar kami, kecuali pak zul dan zuriani yang di larang pulang ma Maulidar. si adek yang memilih bersama kami di malam terakhir itu. besoknya kami akan pulang dan entah kapan akan kesini lagi. setiap detik begitu berarti bagi kami yang akan berpisah.
jam 5 sore, saya, Fitri, Afdal, dan Rahmi berziarah untuk terakhir kalinya ke makamnya Masril, kakanda kami yang dulu telah gugur disini. selalu ada doa untukmu ..

17 agustus 2015, tepat 70 tahun Indonesia merdeka. setiap orang bahagia dengan hari itu. tapi tidak untuk 4 anak manusia ini, -kawan sebelumnya saya pernah menceritakannya sama kalian- jam menunjukkan pukul 5.30 pagi, hujan membasahi tanah tarempa, gerimis lalu deras lalu jadi gerimis lagi -tak menentu-, subarni, maulidar, pak Zul, dan Zuriani. 4 anak manusia ini yang membuat grup CAKA ini akan berpisah. mereka kembali ke Nyamuk dengan Pompongnya Nono. aku ada diantara mereka. yang bersedih dan saling menangis. perpisahan memang sangat sulit bagi seorang Maulidar.
hujanpun semakin deras, dan pak Zul dan Zuriani tetap memilih pulang-dikarenakan harus mengikuti Upacara di Desa Nyamuk-. pak Zul tak lagi menoleh ke belakang, Subarni dan Maulidar masih mengeluarkan air matanya dan saya -kapan emangnya menangis-.

we are family berada di dua kamar yang saling berhadapan. kami tak perlu bersedih, tapi di tanjung pinang, saya  juga akan sama dengan teman yang lain -akan berpisah dengan teman2 dari UPI Bandung- dan saya akan berpisah dengan YDK-tak lah perlu ku ceritakan-,
pukul 1 siang KM Bukit Raya berlabuh dengan gagahnya di pelabuhan Tarempa, kami pulang, entah kapan akan kesini lagi. 2 jam kemudian kapal kembali berlayar, ada yang menangis, tersenyum, dan senang akan kembali ke rumah.
good bye Serat, Nyamuk, dan Tarempa...
17 agustus 2015-17 agustus 2016

Hari Raya Tanpa Senyummu

Hari Raya Tanpa Senyummu Takbir raya telah terdengar dari mesjid yang terletak didepan rumah Ramadhan telah pamit dari sisi insan-insan yang...